Friday, September 28, 2012

Tayangan Pembodohan di Era Modern (02)

Pada artikel sebelumnya, saya sudah membahas tentang maraknya program maupun tayangan televisi yang menampilkan penggambaran-penggambaran aktivitas bernuansa mistis, klenik, dan sejenisnya, yang mana sangat menjamur di era modern sekarang ini. Dalam artikel kali ini, saya akan membahas tentang program acara maupun tayangan yang saat ini juga sedang menjamur dan sama sekali tidak memberikan edukasi kepada para pemirsanya, melainkan hanya menekankan kepada nuansa hiburan yang dapat dikatakan tidak berkualitas juga.

Anda tentu sering melihat tayangan di televisi dengan nuansa sitkom (situasi komedi) maupun acara-acara yang tayang di waktu prime time, yang dibawakan oleh mereka-mereka yang dianggap lucu dan dapat memberikan hiburan. Namun jika anda saksikan dan amati dengan seksama, sebenarnya dalam acara tersebut lebih menekankan pada komedi atau kelucuan yang bersifat mengejek, melecehkan, menghujat, atau bahkan melakukan kontak fisik yang dianggap lucu dan dapat membuat pemirsanya tertawa. Memang, tayangan yang bersifat hiburan maupun komedi dibuat dengan tujuan untuk memberikan sesuatu yang menyenangkan dan menghibur bagi para pemirsanya. Pemirsa disuguhkan tayangan yang dapat membuat mereka tertawa, bahagia, dan melupakan sejenak segala masalah yang dihadapi. Hal yang akan dibahas di sini adalah "mengapa kelucuan harus diciptakan dengan cara yang tidak berkualitas (seperti yang sudah saya tulis sebelumnya) ?" dan "apakah dalam sebuah tayangan komedi maupun program hiburan tidak dapat diberikan unsur pendidikan ?" 

Banyak hal yang menjadi faktor, diantaranya persepsi akan sebuah kelucuan serta terbatasnya ide dan kreativitas dari pembuat program acara tersebut. Banyak tayangan yang menampilkan sesuatu yang dianggap lucu dengan cara-cara yang tak layak, seperti mengejek, melecehkan, menghujat, atau bahkan melakukan kontak fisik yang dianggap lucu (memukul dengan styrofoam, mengguyur dengan cairan khusus, dan lain sebagainya). Let's say, itu memang lucu Tapi hanya untuk sebagian pemirsa, Bukan semuanya. Hal tersebut akan memberikan dampak yang besar dalam kehidupan setiap pemirsanya. Hal tersebut akan membuat para penonton acara sejenis itu untuk mengikuti dan mengaplikasikan tingkah laku yang dianggap bisa menciptakan kelucuan kepada orang-orang di sekitarnya. Padahal, bisa jadi tingkah laku tersebut justru kurang atau bahkan tidak di sukai oleh orang-orang sekitar. Dan bisa jadi pula tingkah laku di sebuah tayangan hiburan akan menyebabkan sebuah perselisihan atau masalah baru saat dipraktekkan di lingkungan sosial yang sebenarnya. Hal yang perlu diingat juga adalah bahwa tidak semua penikmat tayangan seperti itu bisa menyaring tentang adegan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Faktor yang mempengaruhi pun beragam, mulai usia, latar belakang pendidikan, keluarga, psikologi, dan lingkungan sosial.

Acara yang bernuansa sitkom (situasi komedi) yang banyak muncul baru-baru ini pun juga tidak kalah rendah kualitasnya. Banyak adegan-adegan yang isinya hampir sama dengan yang telah disebutkan sebelumnya. Hal yang menjadikan saya bertanya-tanya adalah "Apakah para tim kreatif sudah kehabisan ide atau konsep untuk menciptakan sebuah tayangan hiburan yang berkualitas ?" Lalu, "Apakah mereka tidak mampu menggabungkan tayangan komedi dengan unsur edukasi ?" 

Mungkin dari pertanyaan tersebut akan muncul beragam jawaban, seperti "Acara hiburan kok dikasih unsur edukasi ? Bosenin dong !", "Acara hiburan itu jangan buat orang mikir, mereka kan ingin terhibur, jangan ditambahin beban dengan ngajak mereka mikir lagi", dan mungkin masih banyak lagi berbagai jawaban yang akan terlontar.
Pernahkah anda menonton serial tv luar negeri "Big Bang Theory" ? Bagi anda yang pernah menonton serial tv tersebut tentunya anda akan mendapatkan dua manfaat dari acara tersebut, yang pertama adalah hiburan, lalu yang kedua adalah edukasi. Ya, dalam serial tv tersebut, para pemirsa disuguhkan dengan tingkah laku lucu para pemainnya, serta mendapatkan pula pengetahuan baru yang mungkin belum diketahui sebelumnya. Program serial tv yang diproduksi oleh Warner Bros Television dan Chuck Lorre Productions itu pun juga telah mendapat banyak masuk nominasi untuk serial komedi terbaik, selain itu sitkom ini juga mendapatkan peringkat rating tertinggi. Bahkan saking banyaknya penonton sitkom tersebut, "Big Bang Theory" diperpanjang kontraknya selama tiga tahun hingga 2017.

Dari tayangan sitkom tersebut, tentunya anda sudah dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya tayangan yang bersifat hiburan maupun komedi dapat dikombinasikan dengan unsur edukasi/pendidikan yang bisa memberikan wawasan bagi penikmatnya. Sehingga, selain mendapatkan kesenangan melalui acara tersebut, penonton pun akan lebih diuntungkan dengan berbagai pengetahuan yang mereka dapatkan. Hal tersebut tentunya akan memberikan dampak positif bukan hanya bagi para penikmatnya, tapi juga bagi mereka yang menciptakannya. Bukankah menjadi sebuah kesuksesan besar apabila sebuah program acara televisi selalu ditunggu oleh jutaan penontonnya ? Bahkan para penikmatnya akan 'kecanduan' dengan program berkualitas seperti itu. Mereka akan merasa selalu 'butuh' acara tersebut, karena mereka tidak hanya terhibur, namun juga menjadi lebih pandai. Pengetahuan baru yang mereka dapat juga sangat bermanfaat dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Namun, berkualitas atau tidaknya sebuah program acara di televisi, kembali lagi kepada siapa yang menciptakan atau membuatnya. Apakah ia ingin memberikan tayangan hiburan berkualitas yang sekaligus mengedukasi para pemirsanya, ATAU justru membuat tayangan dengan kualitas yang sangat rendah (bahkan tidak berkualitas sama sekali) dan membodohi para pemirsanya melalui tayangan tersebut. Think It !

-Nanda Vermoorder-

No comments:

Post a Comment