Monday, October 1, 2012

Sejarah Face Reading

Hubungan ciri fisik individu dengan watak kepribadian telah membuat takjub para ilmuwan dan filsuf sejak zaman Aristoteles. Kajian mengenai wajah disebut dengan Fisiognomi yang telah berusia sekitar 2.700 tahun. Pembacaan wajah pertama kali dilakukan oleh bangsa Cina, yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit. Lalu, petunjuk yang diperoleh dari struktur wajah digunakan untuk menentukan jenis kepribadian, termasuk memperkirakan jangka waktu dalam kehidupan seseorang ketika dia akan mencapai potensi terbesarnya.

Menjelang akhir abad ke-18, Johann Kaspar Lavater seorang pastor, guru, penyair, dan seniman dari Austria melakukan proyek untuk membuat klasifikasi ciri-ciri wajah sekaligus kemampuan dan kecenderungan mental. Pada tahun 1930-an, Edward Jones seorang hakim Los Angeles mengamati pola perilaku orang-orang yang berada dalam persidangan yang dipimpinnya. Jones memperhatikan 200 ciri wajah yang berbeda, lalu mengkerucutkan menjadi 68 ciri. Hasil penelitiannya mempunyai akurasi sebesar 92% dalam menentukan profil kepribadian. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, Whiteside melakukan penelitian lanjut terhadap 1.028 peserta untuk menetapkan akurasi penentuan profil kepribadian, hubungan, dan penilaian terhadap karier. Ia dan rekannya menemukan bahwa akurasi fisiognomi (face reading) dalam penentuan profil kepribadian adalah sebesar 92%.

Sejak masa Whiteside, pengamatan ini telah dibuktikan oleh ribuan orang yang kemudian memiliki kepribadian dan karier yang pasti. Dari sudut pandang para ahli fisiognomi, kecenderungan diwariskan oleh orangtua, namun demikian, lingkungan rumah dan kondisi pribadi seseorang bisa menjadi pengaruh utama yang meningkatkan atau mengubah kecenderungan tersebut. Hal ini berlaku untuk watak-watak positif maupun negatif.

Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari face reading ini. Selain untuk mengenali kepribadian diri sendiri dan orang lain, fisiognomi dapat membantu seseorang untuk menentukan pekerjaan yang cocok sesuai dengan kepribadiannya. Karena profesi yang dijalani sesuai dengan karakter diri seseorang, tentunya akan dilakukan dengan totalitas dan maksimal. Bukan hanya itu, face reading dapat membantu Anda dalam mengarahakan anak Anda ke hal yang positif sesuai dengan karakter kepribadiannya. Banyak manfaat lain yang bisa didaptkan dari ilmu yang masih sangat jarang di Indonesia ini.

No comments:

Post a Comment