Friday, September 28, 2012

Tayangan Pembodohan di Era Modern (01)

Bagi anda yang membaca artikel ini, tentunya anda pernah menonton acara televisi yang berhubungan dengan klenik maupun tentang pembuktian mahluk halus. Entah faktor apa yang membuat acara sejenis makin menjamur di era modern ini. Pemirsa televisi disuguhkan dengan berbagai adegan yang 'seolah-olah' sedang mengundang, memvisualisasi, maupun berkomunikasi dengan 'makhluk' tak kasat mata, di sebuah tempat yang dikatakan angker. Hal tersebut sering dilakukan oleh paranormal-paranormal modern, yang lebih mirip dengan seorang model (penampilan eksentrik dengan berbagai aksesoris dan rambut klimis), karena kembali pada tujuan awal (pondasi awal) bahwa acara tersebut dibuat sebagai hiburan (entertainment) bagi pemirsa penikmat acara tersebut.

Dari tujuan awal tersebut, yaitu hiburan (entertainment), seringkali acara yang disuguhkan lebih bersifat 'memaksakan' ide/konsep dan tidak terdapat unsur edukasi. Hal tersebut menjadikan tidak ada korelasi antara kenyataan yang akan dibuktikan dengan apa yang disuguhkan.  Seringkali, penonton malah di 'bodohi' dengan tontonan tersebut, yang mana seharusnya apa yang mereka lihat di televisi bukan hanya dapat memberikan sebuah edukasi nyata, namun bisa mereka nikmati dan lihat secara riil.
Namun pada kenyataanya, pemirsa hanya melihat orang-orang dengan penampilan eksentrik yang disebut 'paranormal', yang melakukan gerakan-gerakan layaknya pendekar dengan penjelasan bahwa mereka sedang mengundang maupun berinteraksi dengan makhluk A, B, C, dan sebagainya. Lalu, dari mana pemirsa tahu bahwa apa yang dilakukannya benar ? Dari mana pemirsa tahu bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah akting belaka ? Toh yang mereka lakukan hanyalah gerakan-gerakan layaknya pendekar tanpa adanya wujud maupun tanda nyata dari apa yang mereka panggil atau visualkan (mahluk halus-red).

Dalam acara yang juga menyuguhkan sesi uji keberanian bagi orang awam untuk pembuktian tentang adanya makhluk halus, seringkali praktisi-praktisi juga menyatakan bahwa "Orang ini tidak bisa merasakan dan melihat makhluk di sekitarnya karena ia berani sekali ya..." atau "Biasanya semakin merasa takut seseorang, ia akan semakin mudah untuk dapat melihat maupun berinteraksi dengan makhluk halus di sekitarnya". Dari kata-kata tersebut, sebenarnya kita dapat mengulasnya dengan ilmu pengetahuan (science). Karena saat orang merasa takut, maka yang ada di dalam pikirannya hanyalah apa yang akan muncul di tempat tersebut. Biasanya yang muncul dalam pikirannya merupakan penggambaran-penggambaran dari apa yang hanya dikatakan oleh praktisi yang disebut 'paranormal' tersebut. Ketakutan yang dialami oleh orang awam (bukan pemberani) itu, menjadikan isi pikiran negatifnya menjadi sebuah sugesti yang mempengaruhi otak dan respon fisiknya. Sehingga, orang penakut lebih sering membuat visual akan hal-hal yang mereka takutkan, padahal dalam kenyataanya hal tersebut hanyalah isi ketakutan yang berlebihan dalam pikirannya.

Anda tentunya juga pernah menyaksikan dimana ada seseorang yang menemukan sebuah benda yang disebut pusaka dan dikatakan memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah untuk santet. Sebenarnya santet sangat berhubungan erat dengan isi pikiran dan kepercayaan kita pada hal tersebut. Ingatkah anda, saat ada beberapa oknum yang akan melakukan santet dengan berbagai ritual pada presiden Amerika George W. Bush ketika ia datang ke Indonesia pada November 2008 lalu ? Apakah yang terjadi pada Bush saat menginjakan kaki di Indonesia ? Lalu apa yang terjadi padanya sepulang dari Tanah Air ? Ya, Tidak Terjadi Apapun pada Bush. Bahkan ia menikmati kunjungannya ke Indonesia. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, bahwa santet hanyalah 'momok' dari pikiran dan kepercayaan anda. George W. Bush bukanlah orang yang percaya hal-hal seperti itu, sehingga pikirannya tidak merespon apapun yang berhubungan dengan hal yang disebut santet, bahkan bisa jadi ia tidak paham dengan apa itu santet. Sehingga saat ada berita yang mengatakan bahwa ia akan di santet saat akan ke Indonesia, maka otak dan pikirannya tidak memberi respon apapun, ditambah ia tidak percaya dengan hal-hal seperti itu. Mungkin, daripada ia sibuk memikirkan apa itu santet, lebih baik ia menikmati sate.

Bagi anda pemirsa televisi, jadilah penonton yang cerdas. Pilah setiap acara televisi yang anda saksikan, apakah acara itu layak untuk anda saksikan atau tidak, apakah acara tersebut memberikan edukasi maupun pengetahuan baru, lalu apakah acara itu nyata atau sekedar akting palsu belaka. Saya yakin, masyarakat saat ini, khususnya di Indonesia sudah cermat dalam memilih tayangan yang layak untuk disaksikan. Penting pula diperhatikan oleh pihak televisi agar membuat program tontonan yang berbobot, berkualitas, dan mengedukasi. Jangan pernah memaksakan sebuah ide yang tak memiliki korelasi dengan apa yang ditayangkan nantinya. Acara yang bersifat edukasi tidak selamanya membosankan ketika dikemas dengan jenis hiburan yang tepat dan berkualitas pula.

-Nanda Vermoorder-

No comments:

Post a Comment