Saturday, March 12, 2016

Melaksanakan Rekruitmen Tepat, Hemat dan Akurat

Di era modern saat ini, bekerja bukan hanya merupakan sebuah tuntutan dan kewajiban, namun juga sebuah passion. Bekerja bukan hanya tentang mendapatkan penghasilan, namun juga melakukan sesuatu yang benar-benar dapat dinikmati untuk dijalani, sesuai dengan kepribadian dan gairah diri. Namun, tidak sedikit orang-orang di luar sana yang merasa tidak nyaman dan merasa tidak cocok dengan jenis pekerjaan yang dijalaninya, sehingga hal tersebut membuatnya sering berpindah pekerjaan. Saya yakin, sebagian besar dari Anda pernah merasakan dan melakukan hal yang sama.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat, spesialisasi, dan juga kepribadian, membuat pribadi yang menjalaninya merasa sangat tidak nyaman. Biasanya ketidaknyamanan tersebut dipaksakan dengan beberapa alasan, seperti himpitan kebutuhan, tidak adanya jenis pekerjaan lain yang sesuai, kurangnya kreatifitas, ketidakmampuan melihat peluang, dan masih banyak hal-hal lain yang membuat seseorang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat, spesialisasi, maupun karakteristik kepribadian.

Penempatan posisi pekerjaan yang tidak sesuai dengan tipe kepribadian seseorang akan menimbulkan tidak berjalannya job desk pada posisi pekerjaan tersebut dan dapat mengakibatkan kerugian, baik bagi pihak perusahaan maupun pekerja itu sendiri. Coba Anda bayangkan ketika seorang Front Liner, Public Relations, maupun posisi pekerjaan lain yang membutuhkan pribadi extrovert, diberikan pada orang dengan kepribadian introvert atau seorang dengan ketelitian rendah namun ditempatkan pada bagian finance, maka kemungkinan untuk terjadinya 'miss' akan sangat besar dantentunya akan sangat berdampak pada kemajuan perusahaan. Hal inilah yang seringkali diabaikan bukan hanya oleh perusahaan, namun juga individu, baik yang sudah bekerja maupun sedang mencari pekerjaan. Individu yang melakukan pekerjaan tidak sesuai passion maupun kepribadiannya, akan merasa sangat tertekan dan pekerjaan akan menjadi begitu membosankan baginya, sehingga tidak heran bila kinerja dan produktifitasnya akan sulit untuk meningkat dan hal tersebut akan sangat berdampak pada tidak tercapainya target perusahaan.

Untuk meminimalisir hal tersebut, saat ini telah banyak perusahaan maupun individu yang menggunakan Face Reading. Ilmu Face Reading sebagai cabang ilmu Psikologi yang khusus menganalisa kepribadian dan potensi yang dimiliki seseorang melalui wajah dengan tingkat akurasi hampir 92% telah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan dan individu untuk menentukan jenis pekerjaan yang sesuai dengan tipe kepribadian dan potensi yang dimiliki oleh calon karyawan. Bagi perusahaan, hal tersebut akan meminimalisir kesalahan pemberian posisi pekerjaan (positioning) pada calon karyawan, sehingga akan lebih memaksimalkan pencapaian target-target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Bagi para individu (calon karyawan / pencari pekerjaan) hal tersebut akan menuntun mereka pada jenis pekerjaan yang tepat dan lebih menghemat waktu mereka saat mencari maupun memasukan lamaran pekerjaan.

Face Reading juga telah menjadi salah satu unsur vital dalam sesi penerimaan karyawan (rekruitmen) yang lebih simple, mudah, dan akurat. Begitu banyak perusahaan yang masih menggunakan sesi interview dengan pola yang sama untuk mengetahui kepribadian dan potensi yang dimiliki oleh seorang calon karyawan, padahal saat ini, hal tersebut sangat mudah untuk dimanipulasi, ditambah dengan banyak beredarnya buku-buku, pelatihan, dan tips-tips menghadapi interview pekerjaan yang membuat sesi interview biasa sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan, yang hanya akan memunculkan sikap manipulatif pada diri calon karyawan dan akan berpengaruh terhadap kinerjanya di masa mendatang.

Face Reading banyak digunakan selain karena akurasi yang tinggi dalam menganalisa kepribadian, potensi, dan kelemahan yang dimiliki seseorang, juga lebih menguntungkan bagi pihak perusahaan. Pihak perusahaan akan lebih menghemat waktu dan biaya, sehingga tidak perlu melakukan perekrutan karyawan berulang-ulang hanya karena kesalahan dan ketidakakurasian dalam seleksi calon karyawan. Hal tersebut yang mendasari mengapa banyak perusahaan dan individu profesional yang lebih memilih menggunakan Face Reading sebagai bagiann penting dalam proses rekruitmen dan pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian, kelemahan, dan potensi yang dimiliki.

Nanda Vermoorder yang telah lama berkecimpung di dunia Face Reading, telah banyak menangani individu-individu yang ingin mengetahui kepribadian dan jenis pekerjaan spesifik yang sesuai dengan karakter, kepribadian, kelemahan, dan potensi yang mereka miliki. Nanda Vermoorder juga telah banyak membantu berbagai perusahaan Nasional dan Multinasional dalam melakukan seleksi calon karyawan yang sesuai dengan keinginan dan standar perusahaan. Bagi Anda, baik perusahaan maupun individu profesional yang ingin menggunakan Face Reading dalam proses rekruitmen karyawan, melaksanakan pelatihan maupun ingin lebih mengenali dan mengetahui kepribadian, kelemahan, potensi serta jenis pekerjaan spesifik yang sesuai, anda dapat menghubungi kami melalui form kontak yang ada pada website ini maupun langsung mengirikan email ke manajemen kami di : nandavermoorder@gmail.com

Tuesday, February 16, 2016

Ahok - "Singa Berhati Panda"

Saya yakin bahwa sebagian besar dari anda yang membaca tulisan saya ini mengenal sosok Basuki Tjahja Purnama atau yang sering dipanggil Ahok. Pria yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ini merupakan pribadi dengan fokus yang mudah terpecah (kontur dahi kotak). Hal tersebut tidak jarang membuat dirinya harus menampung dan memikirkan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Pria kelahiran Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 ini juga merupakan pribadi yang dipengaruhi motif fisik (kontur dagu panjang). Berdiam diri terlalu lama justru membuat dirinya gelisah, sehingga dia lebih menyukai aktifitas-aktifitas fisik yang mana juga merupakan salah satu bagian untuk menyalurkan besarnya energi yang dimilikinya.

Putra pertama dari pasangan Alm. Indra Tjahja Purnama dan Buniarti Ningsing ini juga merupakan pribadi yang pandai menghalau kritik (filtrum panjang). Hal tersebut menjadikannya pribadi yang tidak terlalu peduli atau dapat dikatakan "masa bodoh" dengan berbagai macam kritikan yang diarahkan kepadanya, hal tersebut juga diperkuat dengan kemampuan koordinasi yang dimilikinya. Suami dari Veronica ini juga pribadi yang tidak mudah percaya dengan apa yang didengar maupun diterimanya. Ia membutuhkan berbagai faktor pendukung yang sangat kuat untuk dapat mempercayai suatu hal.

Dibalik gaya bicaranya yang 'ceplas-ceplos', Ahok merupakan pribadi yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia selalu merasa penasaran terhadap hal-hal baru maupun hal-hal yang dirasa tidak sesuai menurut pandangan dirinya. Pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur ini juga memiliki resistensi otomatis yang sangat kuat (kontur dagu lancip), sehingga jangan heran bila banyak orang yang menilai dirinya sebagai sosok 'pembangkang'. Suami dari Veronica ini juga memiliki sisi toleran yang lebih dominan diturunkan dari sang ibu. Walaupun sebagian orang menganggap Ahok sebagai sosok yang keras, beliau sebenarnya merupakan pendengar yang baik. Ia melakukan hal tersebut dengan caranya sendiri, yang mungkin sebagian orang tidak menangkap hal tersebut. Pria yang telah dikaruniai 3 orang anak ini memiliki pola pemikiran objektif, ia cenderung menggunakan pengalaman-pengalaman masa lampau untuk menyikapi suatu kejadian atau hal yang sedang dihadapinya. Banyak pihak menilai ia sebagai pribadi yang kasar, namun tahukah anda jika sebenarnya ia memiliki sisi ministratif, yang menjadikannya sebagai sosok yang suka menolong, yang mana ia menunjukan hal tersebut dengan cara yang berbeda dari orang pada umunya. Itulah mengapa saya memberikan judul "Singa Berhati Panda", karena dibalik sosoknya yang sering dinilai keras bahkan kasar, beliau masih memiliki sisi humoris, lemah lembut, dan manusiawi, yang ditunjukkan dengan caranya sendiri.

Itulah sedikit gambaran tentang Basuki Tjahja Purnama atau yang kerap disapa Ahok. Apa yang saya sampaikan hanya untuk memberi informasi dan pengetahuan tentang sosok fenomenal di DKI Jakarta tersebut. Informasi yang saya sampaikan adalah netral dan apa adanya dan saya menulis hasil analisa tersebut dengan kapasitas saya sebagai seorang face reader, bukan yang lain. Saya berharap, apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat dan memberikan wawasan lebih bagi anda.

-Nanda Vermoorder-

Wednesday, February 10, 2016

Menelisik Potensi Kriminal melalui Wajah

Hampir setiap menit kita melihat berita-berita kriminal yang terjadi di setiap pelosok daerah, dari berbagai belahan dunia, baik dari media cetak maupun dari media elektronik. Tindakan kriminal yang terjadi pun beragam, mulai dari pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, penculikan, penganiayaan, perampokan, dan lain sebagainya.

Hal tersebut pun didasari oleh banyak faktor, seperti balas dendam, masalah ekonomi, gangguan psikologi, ketidakpuasan, kecemburuan, lingkungan sosial, dan berbagai macam hal lainnya. Hal kriminal tersebut dilakukan oleh para pelaku demi mencapai tujuan yang mereka harapkan untuk nantinya mendapat kepuasan sesuai dengan yang mereka inginkan. Ada seseorang yang hanya melakukan satu jenis perbuatan kriminal, namun ada pula individu yang melakukan lebih dari satu tindakan kriminal. Tahukah anda bahwa sebenarnya setiap manusia memiliki kecenderungan kriminal ? Artinya, setiap manusia atau individu memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan kriminal dengan jenis tertentu, apakah itu menganiaya, mencuri, memperkosa, merampok atau bahkan membunuh. Dari mana dasar hal tersebut ? 

Johann Kaspar Avater merupakan orang pertama yang percaya akan adanya hubungan antara wajah dengan tindakan kriminalitas. Lalu, Cesare Lambroso, seorang kriminolog Italia dan pendiri Sekolah Kriminal Italia melakukan penelitian pada manusia dan primata simian dan menemukan bahwa ada yang disebut Born Criminal, dimana manusia yang memiliki ciri fisik tertentu memang 'ditakdirkan' untuk menjadi kriminal. Selain Lambroso, ada pula teori William Sheldon (1942), yang mana ia menggunkan somatype atau bentuk tubuh untuk melihat potensi kriminal seseorang. Ada tiga bentuk tubuh yang dijabarkan oleh Sheldon, yaitu Ectomorph, Endomorph, dan Mesomorph.

Dalam dunia face reading, wajah merupakan sebuah inner blueprint diri seseorang. Melalui wajah pula, bisa didapatkan informasi tentang potensi-potensi sebuah tindak kriminal yang akan dilakukan oleh seseorang. Berbagai aspek dapat memberikan petunjuk tentang hal tersebut, seperti lebar rahang, bentuk wajah, alur alis, kontur mata, kontur kepala, dan aspek lainnya yang ada di bagian wajah dan kepala. Saya akan mencontohkan secara sederhana tentang penggunaan face reading untuk menganalisa potensi tindakan kriminal yang dimiliki seseorang.

Sebelum anda mulai berbicara dengan seseorang, anda akan melihat wajah dari orang tersebut selama per sekian detik, kemudian melanjutkan untuk melihat pada aspek lain, seperti pakaian, cara berjalan, apa yang ia bawa, dan hal-hal lainnya. Saya contohkan, orang yang memiliki kontur wajah lebar, dengan kontur sudut dagu tegas, dan kontur dahi kotak merupakan indikasi bahwa individu tersebut memiliki potensi kriminal dengan jenis pencurian. Namun, apakah beberapa aspek di atas sudah bisa memastikan bahwa orang tersebut memiliki potensi kriminal mencuri ? Tentu saja tidak ! Banyak aspek lain pada bagian wajah dan bahasa tubuh yang harus diperhatikan dan diamati untuk memperkuat anggapan tersebut. Ingat, apa yang saya sampaikan merupakan indikasi, potensi, kemungkinan, dan bukan sesuatu hal yang absolute mupun pasti, karena anda harus mengerti bahwa anda tidak bisa melakukan penilaian secara pasti kepada seseorang hanya dengan satu kali pertemuan maupun pengamatan. Anda harus tahu bahwasannya tingkah laku manusia sangat fluktuatif dan berkaitan erat dengan mood mereka. Tapi bukan berarti ilmu tersebut tidak dapat digunakan, karena dengan mengetahui potensi kriminal yang dimiliki seseorang, anda dapat lebih mengenali seseorang dan lebih berhati-hati saat anda dekat maupun menjalin hubungan (asmara, bisnis, dan sebagainya) dengan orang tersebut.

-Nanda Vermoorder-

Friday, February 5, 2016

Jessica Kumala Wongso - Pribadi yang Totalitas

Nama Jessica Kumala Wongso begitu 'meledak' dan menjadi bahan perbincangan dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal di sebuah kafe di mall kawasan Jakarta Pusat akibat meminum kopi yang bercampur dengan zat sianida. Publik pun dibuat penasaran tentang siapa Jessica Wongso sebenarnya dan bagaimana latar belakangnya. Hal tersebut membuat saya tertarik untuk mengulas kepribadiannya melalui analisa face reading.

Jessica Kumala Wongso, sahabat dari Wayan Mirna ini merupakan pribadi yang memiliki resistensi otomatis yang tinggi (kontur dagu runcing). Orang dengan kontur dagu tersebut akan memiliki 'pertahanan' yang dapat muncul dengan spontan, orang jawa sering menyebutnya sebagai sifat 'ngeyel'. Wanita yang telah memiliki status Permanen Residen Australia ini adalah wanita yang memiliki jiwa petualang tinggi (kontur pipi yang menonjol). Hal tersebut membuat dirinya menyukai hal-hal baru dan selalu dirundung rasa penasaran untuk mencoba sesuatu yang baru pula. Jiwa petualang tinggi tersebut diperkuat dengan tipikal dirinya yang menyukai aktivitas-aktivitas bermotif fisik (kontur dagu panjang). Pribadi yang menyukai aktifitas motif fisik akan cepat mengalami kegelisahan yang tinggi bila hanya berdiam diri tanpa melakukan aktifitas yang berhubungan dengan fisiknya. 

Wanita yang menyelesaikan sarjana di Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia pada tahun 2008 tersebut juga termasuk pribadi yang pandai mengahalau kritik (filtrum panjang). Ia bisa menganggap santai berbagai kritikan yang datang kepadanya secara santai. Ia juga merupakan wanita yang memiliki kepercayaan diri tinggi (kontur wajah lebar). Ia juga pribadi yang konservatif (kontur dahi lonjong), yang menandakan bahwa dirinya merupakan pribadi yang memiliki fokus yang baik dan tidak mudah bosan. Jessica juga tipe wanita yang cukup selektif, sehingga tidak heran bila sebagian orang menganggap ia sebagai sosok yang introvert. Cekung matanya yang dalam mengindikasikan jika ia adalah orang yang sangat serius (tidak suka main-main), sehingga apabila ia ingin melakukan sesuatu hal, ia akan melakukannya dengan sungguh-sungguh dan totalitas.

Wanita yang pernah bekerja sebagai studio manager di Tendem Grup ini juga memiliki mood swing yang begitu cepat (kontur wajah asimetris), tidak jarang hal tersebut bisa membingungkan teman-teman dan orang-orang di sekitarnya. Ia bukan sosok yang suka banyak bicara (bibir atas tipis), hal tersebut bisa memberikan gambaran bahwa ia bukan wanita yang mudah bercerita tentang apa yang dirasakannya (curhat) dan cenderung untuk menyimpannya sendiri. Wanita yang juga pernah bekerja di LaCorium Health Insurance International sebagai desainer grafis ini juga sosok yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (kepo), maka dari itu jangan heran bila ia akan mencari sebuah jawaban akan hal yang membuatnya penasaran. 

Itulah sebagian karakter kepribadian Jessica Kumala Wongso yang saya dapatkan dari analisa face reading. Semoga penjabaran singkat saya tentang Jessica tersebut dapat memberikan gambaran tentang sosok yang sering dibicarakan publik belakangan ini. Mengenai bersalah atau tidak dirinya dalam kasus kematian Wayan Mirna, mari kita serahkan kepada pihak yang berwajib


-Nanda Vermoorder-

Monday, October 1, 2012

Selamat Datang di MASTER FACE READER



Master Face Reader adalah Pusat Konsultasi dan Pelatihan Pembacaan Kepribadian melalui Garis Wajah. Anda dapat melakukan Konsultasi dengan Master Face Reader untuk menanyakan tipe dan karakter kepribadian Diri Anda, Klien, maupun orang-orang terdekat Anda. Selain Konsultasi, Anda juga dapat memiliki keahlian dalam membaca karakter seseorang melalui Pembacaan Garis Wajah dengan mengikuti Pelatihan dengan Master Face Reader serta mendapatkan Sertifikat Resmi dari Indonesian Face Readers Society, dimana banyak Praktisi Face Readers di Indonesia tergabung di dalamnya.

Banyak sekali manfaat yang bisa Anda dapatkan apabila Anda bisa mengetahui tipe kepribadian seseorang. Anda akan lebih mudah dalam memahami jalan pemikiran dari orang tersebut, lebih mudah dalam mengubah kebiasaan seseorang, dan masih banyak lagi manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan mengetahui tipe kepribadian seseorang melalui Pembacaan Garis Wajah. Untuk melihat manfaat lainnya [Klik di sini]

Dengan memiliki kemampuan tersebut, pastinya Anda akan memiliki Daya Tarik yang lebih dalam lingkungan sosial maupun lingkungan kerja Anda. Anda akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru Anda dan bisa bersifat lebih fleksibel dengan orang-orang yang baru Anda kenal.

Selengkpanya, Anda bisa melihat Layanan Konsultasi kami, maupun Pelatihan yang kami adakan.

Jadikan Diri Anda Luar Biasa, SEKARANG JUGA !

Tentang Indonesian Face Readers Society



Indonesian Face Readers Society (IFRS) adalah sebuah organisasi yang menangani Konsultasi, Pelatihan dan Sertifikasi bagi para calon Face Reader di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh Nanda Vermoorder (The First Face Reader in Indonesia) untuk mengembangkan ilmu tentang Face Reading, yang merupakan pengembangan dari ilmu psikologi. Ilmu ini masih sangat jarang di Indonesia, padahal pengembangan yang dapat di aplikasikan dari ilmu pengetahuan ini begitu meluas. Face Reading yang dikembangkan oleh IFRS berbeda dengan ilmu Face Reading metode Tiongkok, yang mana digunakan untuk menganalisa kesehatan seseorang. Namun, ilmu yang dikembangkan disini merupakan ilmu Face Reading untuk menganalisa kepribadian seseorang dengan banyak manfaat. Perlu anda tahu, bahwa Face Reading memiliki tingkat akurasi hingga 92% dalam menganalisa kepribadian seseorang ( klik : Manfaat Face Reading ).

Ilmu Face Reading ini telah banyak digunakan dibeberapa negara maju, diantaranya adalah Amerika, Inggris, Australia, dan masih banyak lagi. Ilmu pengetahun tentang Face Reading ini juga telah menjadi ilmu yang terkenal di dunia Internasional, hal tersebut terbukti dengan didirikannya 'Face Language International' yang dipimpin oleh Naomi Tickle, yang juga seorang Master Face Reader, Penulis, dan Pembicara. Ilmu yang telah lama berkembang ini juga telah digunakan untuk menangani rekruitmen karyawan / pegawai di negara-negara maju tersebut, karena tingginya tingkat akurasi yang dihasilkan serta kemudahan pengaplikasiannya. Oleh karena masih banyak masyarakat, khususnya di Indonesia yang belum mengetahui tentang ilmu pengetahuan ini, maka organisasi ini berkomitmen untuk mengembangkan Face Reading di Indonesia, bukan hanya memberikan konsultasi bagi mereka yang membutuhkan, namun juga memberikan pelatihan serta sertifikasi bagi mereka yang ingin mempelajari dan memperdalam ilmu Face Reading.

Nanda Vermoorder - Narasumber Acara "Gosip Politik" Trans 7


Senin, 14 April 2014
23.51 di Trans 7